Pesona dan Misteri Kereta PB X di Alun-Alun Kidul
Kereta PB X adalah kereta yang dipesan khusus oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X (PB X), raja kesembilan dari Keraton Kasunanan Surakarta, dari perusahaan Werkspoor di Belanda pada tahun 1910. Kereta ini terdiri dari dua gerbong, yaitu gerbong pesiar dan gerbong jenazah. Gerbong pesiar berwarna hijau dan putih, sedangkan gerbong jenazah berwarna putih dengan kaca-kaca di sisi sampingnya.
Gerbong pesiar digunakan oleh PB X untuk tamasya dan meninjau perkebunan-perkebunan miliknya di sekitar Nagari Keraton Kasunanan Surakarta, seperti di Ampel (Boyolali) dan Klaten. Gerbong ini memiliki teknologi pendingin ruangan yang canggih untuk zamannya, yaitu menggunakan es batu yang dihembuskan oleh kipas. Air dari es batu yang mencair bisa digunakan untuk mencuci tangan di wastafel yang tersedia di dalamnya. PB X juga ikut memberi masukan pada desain kereta pesiar ini kepada perusahaan Werkspoor di Belanda.
Gerbong jenazah hanya digunakan sekali, yaitu pada tahun 1939, ketika PB X meninggal dunia. Gerbong ini membawa jenazah PB X dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Tugu Jogja, yang kemudian dilanjutkan dengan kereta kuda ke Makam Raja Imogiri. Gerbong ini dipersiapkan oleh PB X sejak tahun 1909-1920, dan selesai dibuat pada tahun 1914. Gerbong ini dikenal agak mistis, karena sering berhenti tiba-tiba di sepanjang perjalanan, dan harus didoakan dan dikasih minyak agar bisa berjalan lagi.
Sekarang, kedua gerbong kereta PB X diletakkan di Alun-alun Kidul Keraton Kasunanan Surakarta, sebagai ikon sejarah dan budaya. Gerbong pesiar berada di sebelah timur, yang melambangkan matahari terbit, sedangkan gerbong jenazah berada di sebelah barat, yang melambangkan matahari terbenam. Kedua gerbong ini bisa dinikmati oleh masyarakat secara bebas, dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Solo.
Posting Komentar